APAKAH Anda sering merasa nyeri atau kaku pada sendi-sendi atau tulang belakang? Sering sakit sendi berjalan, naik tangga, bangun dari tempat tidur, atau kerap kesulitas saat berpakaian? Bisa jadi apa yang Anda alami merupakan salah satu dari gejala penyakit rematik.
Nyeri sendi akibat rematik hingga kini masih dianggap remeh bagi sebagian besar masyarakat. Padahal rasa sakit yang timbul bisa sangat mengganggu dan membatasi aktivitas Anda sehari-hari. Di Indonesia, prevalensi penyakit rematik menurut hasil penelitian Zeng QYet al 2008 mencapai 23,6 persen hingga 31,3 persen. Namun begitu, rendahnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat serta masih berkembangnya mitos soal rematik masih menjadi problema.
Untuk mengatasi nyeri akibat rematik, pasien memang sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mendapat pengobatan yang tepat. Tetapi kini, ada cara mudah untuk meringankan rasa nyeri serta mencegah terjadinya penyakit rematik dengan sebuah metode gerak tubuh yang dikenal dengan nama senam rematik.
Senam rematik diperkenalkan kepada masyarakat secara resmi di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta Minggu (25/5) bertepatan dengan perayaan delapan tahun eksitensi Celecoxib, obat rematik produksi Pfizer, di Indonesia. Dalam acara tersebut, sebanyak 700 peserta berusia 30-70 tahun - yang sebagian besar menderita rematik - ikut ambil bagian.
Senam rematik yang diperkenalkan itu adalah hasil ciptaan Pfizer bersama dua pakar rehab medik dari RSCM FKUI yakni DR. Dr Angela B.M Tulaar SpRM dan Dr. Siti Annisa Nuhonni SpRM. Dua spesialis itu mengumpulkan referensi dari berbagai sumber dan kemudian menerjemahkannya ke dalam gerakan tubuh dengan bantuan instruktur senam profesional.
"Gerakan-gerakan dalam senam ini juga tercipta berkat bantuan sekolah balet Namarina. Masyarakat nantinya dapat mengikuti dan melakukannya dengan panduan keping DVD yang akan dibagikan secara gratis. DVD ini tidak diperjualbelikan secara komersil. Pasien akan mendapatkannya setelah melalui konsultasi dan rekomendasi dari para dokter," ungkap Marketing Manager PT Pfizer Indonesia Dr. Deni Martin.
Bukan obat atau terapi
Sementara itu, Dr. Siti Annisa mengingatkan bahwa senam rematik hanyalah satu upaya untuk mencegah dan meringankan gejala-gajala rematik serta berfungsi sebagai terapi tambahan terhadap pasien rematik dalam fase tetang. Senam ini adalah salah satu modal untuk memandu mencegah dan memberikan terapi terhadap gejala rematik atau gejala osteoartritis.
"Jadi ini bukan sebagai pengganti obat atau tindakan terapi oleh dokter. Pada penderita rematik, latihan senam harus di bawah pengawasan dokter, terapis, instruktur atau pasien itu sendiri. Perhatikan tiap sendi dan waspadai bila ada tanda-tanda radang. Waktu dan jenis latihan juga dibedakan tergantung stadium penyakit dan ada tidaknya radang," terangnya.
Secara umum, lanjut Dr Siti, gerakan-gerakan senam rematik dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan gerak, fungsi, kekuatan dan daya tahan otot, kapasitas aerobik, keseimbangan, biomekanik sendi dan rasa posisi sendi. "Senam ini konsentrasinya pada gerakan sendi sambil meregangkan ototnya dan menguatkan otonya, karena otot-otot inilah yang membantu sendi untuk menopang tubuh," kata Siti.
Senam rematik berlangsung sekitar 20 hingga 30 menit dan terdiri dari empat tahapan yakni pemanasan, latihan inti aerobik I, latihan inti aerobik II dan pendinginan. Latihan inti aerobik I gerakannya bersifat low impact dan lebih ditujukan untuk menguatkan kerja jantung dan paru-paru. Latihan aerobik II adalah latihan dasar yang gerakannya lebih ditekankan guna mencegah dan sebagai terapi gejala atau dampak rematik.
"Untuk mencapai hasil maksimal, senam aerobik bisa dilakukan 3 hingga 5 kali dalam seminggu. Namun bila ada tanda radang seperti nyeri, bengkak, merah atau gangguan gerak, hentikan latihan. Pasien juga harus bertanya pada dokter kapan boleh dan harus latihan," terangnya.
PEMAHAMAN REMATIK YANG KURANG TEPAT DI MASYARAKAT
REMATIK adalah salah satu penyakit yang lumrah di derita masyarakat Indonesia baik tua maupun muda. Penyakit ini menyerang sendi dan struktur jaringan penunjang di sekitar sendi sehingga dapat menimbulkan rasa nyeri. Dalam tingkat yang parah, rematik bahkan dapat menimbulkan kecacatan tetap, ketidakmampuan dan penurunan kualitas hidup.
Di masyarakat, masih terus berkembang mitos dan anggapan yang salah mengenai penyakit ini. Padahal mitos-mitos ini menyesatkan bila dikaji dari sisi medis dan bisa merugikan penderita.
Ahli penyakit dalam dan rheumatolog dari Divisi Rheumatologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Dr. Bambang Setyohadi, menjelaskan motis dan fakta seputar penyakit rematik. Berikut poin-poinnya :
1. Sering mandi malam di usia muda memicu rematik di usia tua. Faktanya, sejauh ini belum ada bukti yang menguatkan bahwa mandi malam akan menyebabkan penyakit reumatik. Pada prinsipnya mandi malam atau mandi air dingin tidak menyebabkan rematik. "Pada penderita rematik, mandi air dingin memang bisa membuat otot kaku atau spasme. Kondisi tersebut biasanya membuat sendi tertekan sehingga menimbulkan rasa sakit," ujar Dr. Bambang saat peluncuran Senam Rematik.di Jakarta, Miinggu (25/5) kemarin.
2. Makan kankung atau bayam sebabkan rematik. Tidak ada hasil penelitian yang menghubungkan antara bayam atau kangkung dengan riisko rematik. "Kalaupun yang harus dihindari, bila Anda ditakdirkan menderita rematik adalah makanan yang dapat memicu purin atau bahan yang akan diubah menjadi asam urat seperti jeroan, seafood atau minuman beralkohol," tegas Bambang.
3. Semua penyakit rematik disebabkan asam urat. "Faktanya, hanya sekitar 10 persen saja pengidap rematik yang asam uratnya tinggi. Banyak pasien yang asam urat tinggi justru tidak mengalami rematik," kata Bambang. Menurutnya, asam urat dalam darah yang tinggi belum tentu akan menyebabkan rematik. "Penyakit rematik akan terjadi bila asam urat terkumpul dalam sendi dan membentuk endapan kristal monosodium urat. penyakit ini," terangnya.
3. Penyakit rematik adalah penyakit tulang. Faktanya rematik adalah penyakit yang menyerang persendian tulang dan terdiri dari berbagai jenis diantaranya adalah osteoartritis dan reumatoid artritis. Osteoartritis paling sering menyerang sendi-sendi besar yang mendukung berat badan seperti sendi lulut, panggul, tulang belakang, punggung dan leher meski tidak tertutup kemungkinan menyerang daerah lain sementara reumatoid artiritis dikarenakan sistem imun yang menyerang lapisan atau membran sinovial sendi clan melibatkan seluruh organ-organ tubuh, dapat menyebabkan kecacatan.
4. Penyakit rematik hanya mengincar lansia. Faktanya, rematik menyerang semua orang, tua maupun muda baik pria maupun wanita tergantung pada jenis penyakit rematiknya. Pada rematik jenis osteoartritis umumnya menyerang orang-orang berusia diatas 45 tahun sementara jenis Lupus Eritematosus menyerang wanita muda usia produktif tetapi juga dapat mengenai setiap orang. Para pria lebih mudah terserang Gout.
5. Penyakit rematik adalah keturunan. Faktanya, rematik tidak selalu diturunkan secara langsung dari orang tua ke anak. "Namun begitu, ada kecenderungan faktor keluarga menjadi faktor resiko terjadinya rematik seperti pada Reumatoid Artritis, Lupus Eritematosus Sistemik dan Gout," ujar Dr Bambang.
6. Sakit pada tulang di malam hari adalah tanda gejala rematik. Faktanya, gejala-gejala yang umumnya terjadi pada penderita rematik adalah pegal-pegal dan peradangan pada sendi (merah, bengkak, nyeri, terasa panas dan umumnya sulit digerakkan). Gejala ini tidak terbatas pada malam hari. Bisa menyerang setiap saat.
boleht tau matri senm rematik
ReplyDeletemin apakah senam rematik cocok untuk semua umur dan apakah juga pakai baju senam sprti layaknya senam lainnya min? thx ya :)
ReplyDeleteapakah buku senam rematik ini ada ?
ReplyDeleteboleh minta referensi atau vcd nya?