Skip to main content

Klasifikasi Stroke Iskemik

Berikut adalah klasifikasi stroke iskemik berdasarkan penyebabnya :

1. Stroke Emboli
Emboli dapat berasal dari jantung, arteri ekstrakranial maupun emboli paradoxical melalui patent foramen ovale. Sumber emboli cardiogenik termasuk thrombus valvular (seperti mutral stenosis, endoraditis, katup prostetik), thrombus mural (seperti infark myocardm fibrilasi atrial, cardiomyopathy dilatasi, CHF dan atrial myxoma). MI berhubungan dengan 2-3% insidensi stroke emboli, dimana 85% kasus terjadi pada bulan pertama setelah MI.

2. Stroke Thrombosis
Stroke thrombosis dapat mengenai pembuluh darah besar termasuk sistem arteri carotis atau pembuluh darah kecil termasuk percabangan sirkulus wilis dan sirkulasi posterior. Tempat yang umum terjadi thrombosis adalah titik percabangan arteri serebral khususnya distribusi arteri carotis interna. Stenosis arteri dapat mengakibatkan aliran darah yang turbulen dan meningkatkan resiko tebentuknya thrombus, atherosclerosis (seperti plak ulserasi), dan perlengketan plateler yang kesemuanya dapat menyebabkan pembentukan bekuan darah juga emboli atau oklusi pada arteri.

Penyebab yang umum dari thrombosis adalah polisitemia, defisiensi protein C, dysplasia fibromuscula pada arteri serebral, dan vasokonstriksi yang berkepanjangan pada gangguan migraine headache. Berbagai proses diseksi dari arteri serebral juga dapat menyebabkan stroke thrombosis seperi trauma, diseksi aorta thoracalis dan arteritis. Hipoperfusi distal akibat stenosis atau oklusi arteri atau hipoperfusi area diantara dua arteri serebral dapan menyebabkan stroke iskemik.

Berikut adalah klasifikasi stroke iskemik berdasarkan arteri yang terkena dan gejala yang ditimbulkannya :
1. Sindrom Arteri Serebral Medial
Oklusi arteri serebl meadial biasanya disebabkan oleh emboli. Stenosis arteri serebral medial dengan atau tanpa oklusi thrombotic lebih jarang terjadi.

2. Sindrom Arteri Serebral Anterior
Oklusi arteri serebral anteri juga biasa disebabkan oleh emboli. Oklusi cabang arteri serebral anterior sering tidak begitu mencolok karena adanya aliran darah dari arteri komunikana anterior. Namun demikian ketika ada oklusi pada percabangan utamanya akan menghasilkan defisit yang berat pada dareah yang diperdarahi.

3. Sindrom Arteri Carotis
Oklusi carotid dapat menghasilkan symptom melalui 2 cara yaitu melalui hipoperfusi sekunder akibat stenosis atau oklusi atau dengan adanya emboli. Walau dengan adanya stenotis yang ringan, ulserasi dan plak ateroma dapat menjadi pembentukan thrombus dan putensia sebagai sumber emboli.

4. Sindrom Arteri Serebral Posterior
Arteri serebral posterior dapat mangalami oklusi akibat emboli dan thrombosis

5. Sindrom Artery Vertebrobasilar
Lebih jarang terjadi dibandingkan iskemia sirkulasi anterioe, oklusi arteri basilar dan vertebral dapat disebabkan thrombosis dan emboli.

6. Infark Serebellar
Infark serebelar biasa menyebabkan pusing, mual, muntah, nistagmus dan ataksia. Sering terdapat ataksia tumit-lutut dan telunjuk-hidung. Lebih dari 1 sampai 3 hari, akan terjadi edema pada serebellum yang menyebebkan timbulnya gejala-gejala penekanan batang otak seperti conjugate eye, disfungsi N V ipsilateral dan palsy N VII ipsilateral. Kelainan ini akan berlanjut dengan cepat sampai koma maupun kematian. Pasien dengan manifestasi klinis tersebut harus dievaluasi dan diobservasi dalam beberapa hari sampai komplikasi penekanan batang otak dapat di dikurangi dengan dekompresi surgical pada fossa posterior.

7. Infark Lakunar
Tipe penyakit vascular yang khusus, memiliki karakteristik berupa penebalan hialin pada penetrasi arteri kecil pada otak (lipohialinosis) dan sering terjadi pada pasien diabetes mellitus dan hipertensi. Oklusi pada pembuluh darah ini menghasilkan infark cystic yang kecil dan dalam. Infark ini sering asimptomatis tapi bisa juga menyebabkan gejala seperti stroke motorik yang murni, stroke sensorik yang murni, clumsy hand-dysarthria syndrome, ataksia homolateral dan paresis crural, hemiparese motorik yang murni dengan parese kontralaeral dari gaze lateral dan optalmoplegia internuclear, lacuna sensorimotor, hemiparesis ataksia dan sebagainya. Diagnosi dapat diarahkan ketika EEG normal dengan manifestasi klinis seperti di atas. clumsy hand-dysarthria syndrome Oklusi primer arteri-arteri kecil merupakan mekanisme yang umum, arteri tersebut bisa juga menjadi target emboli dan mengalami oklusi akibat plak atherosclerosis pembuluh darah besarnya.

Comments

Popular posts from this blog

WRIST JOINT

Wrist adalah sendi bagian distal dari extremitas superior. Pada dasarnya sendi wrist mempunyai dua derajat kebebasan yaitu parmal-dorsal fleksi serta radial dan ulnar deviasi. Pergelangan tangan, tangan dan jari-jari tangan tersusun dalam kesatuan fungsi yang kompleks. Tangan mempunyai kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan halus (hine movement) yang terkoordinir dan otomatis. Banyak orang yang menggantungkan produktivitas pada kemampuan fungsi tangan yang tiada batasnya. Dalam melakukan aktivitas ditunjang oleh stabilitas dan gerakan dasar dari bahu dan siku. Untuk melakukan gerakan sendi ini juga diperlukan antara lain otot- otot yang membantu menggerakkan pergelangan tangan dan jari-jari, ligament-ligament yang ada di sekitar sendi yang merupakan penghubung kedua buah tulang atau lebih sehingga tulang menjadi kuat untuk melaku kan sebuah gerakan , dan yang terakhir adalah persyarafan yang berperan me nggerakkan otot-otot pada pergelangan tangan sehingga dapat menghasilka

Anatomi Otot-Otot Pengunyah

SUMBER : infofisioterapi.com Perjalanan M. masseter dari arcus zygomaticus ka angulus mandibulae dapat dipalpasi dengan mudah melalui kulit. Pada saat merapatkan gigi, M. temporalis dapat diraba di fossa temporalis. M. Pterygoideus medialis berinsertio pada permukaan dalam angulus mandibulae. M. pterygoideus lateralis berjalan kea rah dalam dari articulatio temporomandibularis. 1. Otot : M. Temporalis Nervus : Nn. Temporales profundi (N. mandibularis (V/3) Origo : Os temporal di bawah linea temporalis inferior, lapisan dalam fascia temporalis Insertio : Apex dan permukaan medial proc. Coronoideuss mandibulae Fungsi : Serabut anterior menutup mulut, serabut posterior menarik mandibula 2. Otot : M. masseter Nervus : N. massetericus (N. mandibularis (V/3) Origo : - Pars superficialis: 2/3 anterior margo inferior arcus zygomaticus - Pars profunda: sepertiga posterior permukaan dalam arcus zygomaticus Insertio : - Pars superficialis : angulus mandibulae, tuberositas masseterica - Pars profu

Plastisitas Otak

TEORI PLASTISIT AS Sampai saat ini pemahaman terhadap struktur dan fungsi otak masih banyak yang berdasarkan pada model hierarki, dimana tiap-tiap bagian otak memiliki struktur tertentu dan memiliki fungsi tertentu pula (Held in Cohen, 1993). Pemahaman terhadap model ini tidaklah salah, tetapi dapat menyebabkan pemahaman terhadap struktur dan fungsi otak menjadi kaku. Seperti adanya pendapat bahwa kerusakan pada otak tidak akan pernah sembuh kembali, sehingga bagian otak yang rusak tersebut akan kehilangan fungsinya secara permanen Seharusnyalah dipahami juga bahwa struktur dan fungsi otak adalah fleksibel terkait dengan berbagai sistem tubuh dan lingkungan. Adalah benar sel-sel otak yang mengalami kematian tidak bisa sembuh kembali, tetapi masih ada kemungkinan ruang dan waktu bahwa fungsi otak yang hilang akibat kerusakan tersebut diambil alih oleh bagian otak yang lain dengan cara atau mekanisme plastisitas yang sampai sekarang masih menjadi misteri, walaupun sedikit