Skip to main content

HNP ( HERNIASI NUKLEUS PULPOSUS)

Video tentang HNP klik disini

Nukleus pulposus adalah bagian tengah diskus yang bersifat semigelatin nukleus ini mengandung berkas – berkas serabut kologen, sel – sel jaringan penyambung dan sel – sel tulang rawan.
Diskus intervertebralis terdiri dari tiga bagian anulus tibrosus, nukleus pulposus dan lempeng kartilego, anuleus fibrosus merupakan cincin yang liat dan tersusun tas 10 sampai 12 lap jaringan ikat yang konsintrik dan tebrobartilago, dibagian anterior diperkuat oleh irgomentum longitudinalis anterior di posterior oleh ligomenium longitudinalis posteior. Nukleus purposus terletak pada posisi eksentrik pada arah posterior, 10 merupas sisa notokhord yang tersusunoleh suatu bentuk kartilago yang lebih lunak. Pada anak kosistensinya semi lifurd agak cair dan bertambah padat, tiap diskus intervertebra lumbal menempel pada borpusvertebra atas da bawah di atas dan bawah di dibatasi oleh suatu lempeng kartilogo nialin yang tipis (lempeng ini tidak berosifikasi dengan segmen korpus vertebra) strutur yang melingkari kanalis spinalis posteior di bentuk oleh dua pedikel, dua lamina dan prosesus spirosus arkus lamina antar tulang belakang diubungkan oleh suatu ligomen kuning yang palstik yang dinamakan sebagai ligomentum flavum. Bagian kaudal dari sumsum tulang belakang konus medularis, terlihat mulai dari level vertibra L – 1 ke bawah dan berakhis sebagai peta tipis yang dinamakan sebagai filum terminal, kanalis spinalis daerah lumbal juga mengandung akar – akar sarat motorik dn sensorik kumbal maupun sakral yang tampil yang di dalam kantung durameter arakhnoid yang berbentuk silindris dan berisi liquor.
Pada sisi kiri dan kanan tiap level spinal ada akar sarat yang mengandung komponen sensorik dan motorik, yang keluar dari kantong durameter sarat serabut berjalan pada bagian lateral kantong dura sepanjang kira – kira 2,5 cm (1 inci) , sebagai ilustrasi adalah akar sarat L – 5 akan keluar dari spinalis melalui faramin intervetebralis Ls – S1 (lipat di bagian kaudal pedikel Ls)
http://www.tsjh.org/images/pted/p_hnp.jpg
Patofisiologi :
Kolumna vertibralis tersusun seperangkat sendi antar
Korpus vertibra

Ligomentum longitudinal dan distus intervetibralis menghubungkan
Korpus vertibrae yang berdekatan

Diantara korpus vertebrae mulai dari bertibrae servikalis kedua
Sampai vertibra sakralis tapi diskus intervertibralis (membentuk sendi
Tibrokartilago yang lentur antara korpos vertibra)

Diskus intervertebralis terdiri 2 bagian :

1. Nukleus pulposus
Bagian tengah diskus yang bersifat semi gelatin nukleus ini mengandung berkas – berkas serabut kolagen sel – sel jaringan penyambung dan sel – sel tulang rawan
Berfungsi: - Sebagai peredam benturan antara korpus vertebra yang berdikatan
- Pertukaran cairan antara diskus dan pembuluh darah
2. Anulus Fibrosus
Terdiri atas cincin – cincin fibrosa konsentrik yang mengelilingi nukleus pulposus
Befungsi : - Mmemungkinkan gerakan anatar kopus bertebra (disebabkan oleh struktur spinal dan serabut – serabut untuk menopang nukleus pulposus meredam benturan

Kandungan air diskus ber < bersamaan dengan bertambah dengan bertambahnya usia (dari 90% pada masa bayi menjadi 70% pada orang lanjut usia) serabut – serabut menjadi kasar dan mengalami hialinisasi

Terjadi perubahan kearah bornia nukleus pulposus melalui anulus

Menekan radiks syaraf spinal
Daerah yang paling mungkin terjadi pada bagian kolumna vertebralis perbatasan kumbosakral dan cervikofurakal (terjadi peralihan segmen yang lebih mobs ke yang kurang moil)

Truma / stress fisik

Ruptur diskus

Terjadi pemisahan lempeng tulang rawan dari korpus vertebrae yang berdekatan

Bagian lempeng tulang rawan yang terlepas berpindah ke arah posteror

Nukleus pulposus melejit melalui serabut – serabut anulus yang robek

Jepitan syarat akan menampilan gejala dan benda yang sama dengan distribusi persyaratannya

HNP di bagi menjadi tiga
1. HNP lumbal
2. HNP servikal
3. Spondilitis sirvikal

HNP LUMBAL

Pada bagian lumbal, 95% herniasi diskus terjadi pada L5 – S1 atau L4 – 5 kira – kira 4 % terjadi pada L3 – 4 dan hanya 1% pada L2 – 3 dan L1 – 2

GEJALA KLINIS
1. Nyeri pinggang bawah yang intermiten (dalam beberapa minggu sampai beberapa tahun) nyeri menjalar sesuai dengan distribusai saraf skhiatik
2. Sifat nyeri khas dari posisi berbaring ke duduk, nyeri mulai dari pantra + menjalar ke bagian belakang lutut, kemudian ketungkai bawah
3. Nyeri bertambah hebat karna pencetus seperti gerakan – gerakan pinggang batuk atau mengedan, berdiri atau duduk untuk jangka waktu yang lama dan nyeri berkurang bila di buat istirahat berbaring.
4. Penderita sering mengeluh kesemutan (parosthesia) atau baal bahkan kekuatan otot menurun sesuai dengan distribusi persyaratan yang trlibat.
5. Nyeri bertambah bila ditekan daerah L5 S1 (garis antar dua krista liraka)

PEMERIKSAAN TAMBAHAN
1. X – Foto lumbosakral
- Tidak banyak didapatkan kelainan
- Kadang – kadang didapatkan artrosis, menunjang tanda – tanda devormutas vertebrap
- Penyempitan diskus intervertibralis
- Untuk menentukan kemungkinan di nyeri krena sponilitis, nroplasma, infeksi progen
2. Liquor Serebrospinal
- biasanya normal
- Jika didapatkan blok akan terjadi prot, indikasi operasi
- Liquor serebrospinal biasanya normal
3. EMG
- Terlihat potensial kecil (fibrolasi) didaerah radiks yang terganggu
- Conduction vilocity menurun
4. Iskografi
Pemeriksaan diskus dengan menggunakan kontras untuk melihat berapa besar daerah diskus yang keluar di kanalis vertebralis

FAKTOR – FAKTOR YANG MENYEBAB TIMBULNYA HNP
1. Aliran darah ke diskus berkurang
2. Beban yang berat
3. Ligamentum longitudinalis post menyempit

TERAPI
1. Pertama diobati secara konservatif selama 2 minggu pertama yang mencangkup istirahat (yang idial adalah istirahat baring dengan alat yang datar dan keras) pemberian obat analgesik dan relaksan serta fisioterapi berupa pemanasan daerah yang nyeri, bila sudah bisa berdiri dianjurkan untuk memakai korsel selama beberapa minggu atau hari, bila nyeri sudah hilang diberikan latihan lumbosakral mengangkat beban duduk, berdiri dan sebagainya
2. Terapi operastif diberikan bila pengobatan konservatif tidak memulihkan gejala adanya gejala gangguan spingter.
Penderita protusia biasanya dilakukan disektomi, herniasi diskus posterolateral dilakukan tindakan hemilaminektomi persial pada sisi dan level diskus, evakuasi matrial diskus yang mengalami berniasi, berniasi tragmen bebas bila mengalami mierasi bernilai seniral dilakukan laminektomi bilateral biasanya perlu dirawat 4 – 6 minggu cara lain yang lebih populer pengangkatan diskus dengan teropong silider kecil dan panjang dimasukan lewat tusukan kulit kemudian via otot – otot paraveribra disebut disektomi perkutonius.
Sumber :
1. Bedah syaraf Dr L Djoko Listiono
2. Patofisologi Buku 2 edisi 4 sylvia A – price lorraine M Nilson
3. Neorology klinik Prof. Dr. dr. B. Chandra

Comments

Popular posts from this blog

WRIST JOINT

Wrist adalah sendi bagian distal dari extremitas superior. Pada dasarnya sendi wrist mempunyai dua derajat kebebasan yaitu parmal-dorsal fleksi serta radial dan ulnar deviasi. Pergelangan tangan, tangan dan jari-jari tangan tersusun dalam kesatuan fungsi yang kompleks. Tangan mempunyai kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan halus (hine movement) yang terkoordinir dan otomatis. Banyak orang yang menggantungkan produktivitas pada kemampuan fungsi tangan yang tiada batasnya. Dalam melakukan aktivitas ditunjang oleh stabilitas dan gerakan dasar dari bahu dan siku. Untuk melakukan gerakan sendi ini juga diperlukan antara lain otot- otot yang membantu menggerakkan pergelangan tangan dan jari-jari, ligament-ligament yang ada di sekitar sendi yang merupakan penghubung kedua buah tulang atau lebih sehingga tulang menjadi kuat untuk melaku kan sebuah gerakan , dan yang terakhir adalah persyarafan yang berperan me nggerakkan otot-otot pada pergelangan tangan sehingga dapat menghasilka

Anatomi Otot-Otot Pengunyah

SUMBER : infofisioterapi.com Perjalanan M. masseter dari arcus zygomaticus ka angulus mandibulae dapat dipalpasi dengan mudah melalui kulit. Pada saat merapatkan gigi, M. temporalis dapat diraba di fossa temporalis. M. Pterygoideus medialis berinsertio pada permukaan dalam angulus mandibulae. M. pterygoideus lateralis berjalan kea rah dalam dari articulatio temporomandibularis. 1. Otot : M. Temporalis Nervus : Nn. Temporales profundi (N. mandibularis (V/3) Origo : Os temporal di bawah linea temporalis inferior, lapisan dalam fascia temporalis Insertio : Apex dan permukaan medial proc. Coronoideuss mandibulae Fungsi : Serabut anterior menutup mulut, serabut posterior menarik mandibula 2. Otot : M. masseter Nervus : N. massetericus (N. mandibularis (V/3) Origo : - Pars superficialis: 2/3 anterior margo inferior arcus zygomaticus - Pars profunda: sepertiga posterior permukaan dalam arcus zygomaticus Insertio : - Pars superficialis : angulus mandibulae, tuberositas masseterica - Pars profu

NASO PHARINGEAL SUCTION

Pengertian Suatu cara untuk mengeluarkan secret dari saluran nafas dengan menggunakan suction kateter yang dimasukkan melalui hidung atau rongga mulut kedalam pharyng atau trachea. Tujuan 1. Untuk memelihara saluran nafas tetap bersih. 2. Untuk mengeluarkan secret dari pasien yang tidak mampu mengeluarkan sendiri. Prosedur Persiapan Alat 1. Periksa peralatan suction, tekanan negative untuk penghisap berfungsi baik. 2. Periksa botol regulator, tube penghubung. 3. Siapkan oksigen. 4. Periksa peralatan suction, tekanan negative untuk Siapkan air yang dimasak untuk membersihkan ujung suction. 5. Siapkan suction kateter yang steril, pergunakan ukuran yang sesuai. Persiapan Pasien 1. Minta pasien untuk puasa 2 jam sebelum suction dilakukan, kecuali ada hal-hal yang khusus, pasien dapat minum air putih. 2. Berikan informasi kepada pasien/ keluarganya tentang yang akan terjadi dan yang akan dirasakan pasien. 3. Letakkan pasien dalam posisi tudur telentang/ miring dengan leher agak sedikit ekst